Minggu, 29 Mei 2011

Awal Mula Adanya Kartu Merah dan Kartu Kuning Dalam Sepakbola


Sepakbola adalah olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga yang dilakukan dengan menendang bola dari kaki ke kaki ini memiliki peraturan yang unik didalamnya. Dalam permainan sepakbola terjatuh dan menjatuhkan pemain adalah hal yang lumrah dengan tujuan menghentikan pergerakan pemain yang emmbahayakan pertahanan. Namun apa jadinya jika seorang pemain menjatuhkan dengan cara yang keras dan brutal?

Inspirasinya muncul pada Piala Dunia 1966. Pada perempat final antara tuan rumah Inggris lawan Argentina. Wasit yang memimpin pertandingan itu berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein.Karena melakukan pelanggaran keras, kapten Argentina, Antonio Rattin, dikeluarkan oleh Kreitlein. Namun, Rattin tak paham apa maksud wasit asal Jerman itu. Dia pun tak segera meninggalkan lapangan. Wasit Inggris yang ikut bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia merayu Rattin untuk meninggalkan lapangan. Sebab, wasit yang memimpin pertandingan, Rudolf Kreitlein, memutuskan begitu. Karena hanya tahu bahasa Jerman dan Inggris, ia kesulitan menjelaskan keputusannya kepada Rattin.

Ken Aston kemudian berpikir. Harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Sehingga, wasit tanpa harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain.Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat traffic light (lampu merah), dia kemudian mendapatkan ide. Kemudian dia mengusulkan agar wasit dibekali kartu kuning dan merah. Kartu kuning untuk memberi peringatan keras atau sanksi ringan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Sedangkan kartu merah untuk sanksi berat dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan. Ide itu diterima FIFA.

Pada Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah untuk pertama kalinya digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan. Sehingga, kartu merah tak bisa "pamer diri" di Piala Dunia 1970. Meski ide itu datang dari wasit Inggris, namun negeri itu tak serta-merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Karena kemudian wasit terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain, maka penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.

Yang menarik, ide ini ternyata mengadopsi cabang olahraga hoki. Bahkan, di cabang ini menggunakan tiga warna kartu, seperti traffic light: hijau, kuning, dan merah. Hijau untuk peringatan, kuning untuk mengeluarkan pemain sementara waktu, dan merah untuk mengusir pemain secara permanen.

Sumber

Baca Juga



4 komentar:

  1. Hello I am so grateful I found your site, I really found
    you by accident, while I was looking on Google for something else, Anyhow I am here now
    and would just like to say many thanks for a remarkable post and a all round enjoyable blog (I also love the theme/design), I don't have time to look over it all at the minute but I have bookmarked it and also added in your RSS feeds, so when I have time I will be back to read a lot more, Please do keep up the awesome job.
    my webpage - van nelle tabak

    BalasHapus
  2. I relish, result in I found just what I was taking a look for.

    You have ended my four day long hunt! God Bless you man.

    Have a nice day. Bye
    Review my web blog ... drum rolling tobacco

    BalasHapus
  3. I am really loving the theme/design of your weblog.
    Do you ever run into any internet browser compatibility issues?
    A number of my blog readers have complained about my site
    not operating correctly in Explorer but looks great in Opera.
    Do you have any solutions to help fix this problem?
    Review my web page - http://www.yourtobaccosstore.com

    BalasHapus